Wednesday, February 5, 2014

KANGEN



Erasmus Huis malam itu agak ramai, tidak seperti biasanya. Terlihat beberapa orang dengan gaun malam dan kemeja rapi tergesa-gesa masuk ke dalam antrian barisan. Seorang pria dengan seragam satpam, memeriksa tas para pengunjung, mesin detector penanda logam berbunyi setiap ada manusia yang melewatinya. Sepertinya sebuah pertunjukkan sebentar lagi akan dimulai.

Tak jauh dari gerbang besar, ada sebuah warung kecil dan tukang siomay, di sana sudah berdiri Syera, dia juga terburu-buru, lebih tepatnya: SPANENG, sudah beberapa kali tombol blackberry ia tekan menghubungi seseorang, tapi yang terdengar reff lagu Disco 2000 dari Pulp, dengan kesal Syera pencet tombol off. Kali ini, Syera mencoba menelpon lagi, wanita itu disambungkan dengan lagu klasik Swan Lake dari Tchaikovsky, dan terdengar seseorang mengangkat telponnya.

“Lo dimana sih? Buruan dong, gue udah sampe nih!”
“Ini udah sampe neng, lagi markir mobil, sabar deh!” Balas seseorang di ujung sana dengan judes.
“Buruan, gue tunggu di warung ya, muah!” Syera matikan telponnya, ada rasa bahagia yang mengalir di dirinya. Rasa yang sudah beberapa bulan lalu ia nantikan. Begitu mau ia masukkan blackberry ke dalam tasnya…
“Dorr!!” tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkannya dari belakang.
“Monyong!” latah syera.
“Hai neng!!” sapa orang itu.
“Pandaaaa..!! Panda lo tau ga sik, gue tuh nelponin lo udah berkali-kali, tapi yang ngangkat malah si Jarvis. Sebel!” cerocos Syera, sambil dia cium pipi Panda.
“Iya, sengaja ga gue angkat! Mark mana?”
“Mark lagi di…” belum selesai syera jawab.
“Bang siomay 1 porsi ya! Isinya siomay, tahu sama kol aja.. eh kalo ada pare boleh juga deh, makasih bang!” seru Panda pada tukang siomay.
“Mark ben..” lagi-lagi syera di potong
“Bu, teh botol dingin satu ya! Makasih bu! Jadi, Mark udah dimana, neng?!” lanjut Panda santai sambil duduk di samping Syera.
“Tau ah!” Syera manyun.
“Gitu aja ngambek sik!” rayu Panda sambil menjawil dagu Syera.
“Mark udah nyampe, lagi parkir mobil, lo tau dia kan, Rempong Jaya!” Syera manyun.
“Permisiiii….” terdengar suara manis dari arah samping.
“Markyy!” teriak Syera, sambil ia hampiri Mark, dan segera ia cium pipi kiri dan kanan.
“Busett wangi banget lo! Kayak kuburan baru!” kata Panda
“Gendut, apakabar lo?” Tanya Mark pada Panda
“Baik!”
“Buruan sini duduk!” Syera menarik tangan Mark dengan manja.
“Ish.. Kok malah duduk, kita ga nonton tuh piano-pianoan di dalem?” kata Mark
“Ngak! Kalian gue panggil, karena gue kangen! Hihihiiii” Jawab Syera sambil tertawa kencang.
“Dodol lo neng!” seru Mark dan Panda serempak ikut ketawa.

Itulah tiga orang, yang ceritanya akan kamu baca di blog ini. Tiga orang sahabat itu bernama Syera, Panda dan Mark.

Syera
Yang biasanya dipanggil Neng, adalah perempuan keturunan Menado. Seperti kebanyakan orang Menado, Syera kulitnya putih, cantik, bertubuh semok, dan yang paling menonjol dari dirinya adalah dagunya lancip banget. Makanya, dagunya sering dijawil, dijadikan mainan sama Panda dan Mark, kalau Syera lagi ngambek.

Syera ini kalau diliat sekilas judes, tapi sebenernya ngak. Hatinya seluas samudera. Dia emang agak pemikir, karena dia emang pinter, beberapa beasiswa dia terima, dan organize sekali orangnya. Oleh karena itu hidupnya penuh dengan planning. Syera ini kalo ketawa, mulutnya akan terbuka selebar-lebarnya. Kayaknya semua beban tuh keangkat kalau ngeliat dia ketawa.


Panda
Dari namanya aja udah bisa kebayang dong ya, kayak apa badannya. Gede, eh gendut, eh chubby gitu deh, pokoknya hug-able kayak beruang panda, terus item kulitnya, pakai kaca mata berframe tebal yang pas duduk di hidungnya yang mirip jambu air. Gara-gara bentuk dan ukuran tubuhnya itulah, Panda mendapatkan nama julukan.

Panda ini ‘nyeni’ banget orangnya. Katanya, darah seni di tubuhnya berasal dari mbahkung-nya yang seorang dalang. Menggambar, bolehlah diuji karyanya. Disuruh nyanyi, bakal seneng banget si Panda, Jarvis vokalis Pulp band adalah idolanya. Jadi kalau kalian ngeliat orang gendut, item trus mangap-mangap nyanyi dan menggerakkan tanggan ke atas, seperti vokalis yang menghayati lagunya, dimana aja, sudah pasti itulah dia. Panda, orang Jawa tulen, tapi dia ngimpi dan mengumbar ke orang-orang, kalau dia tuh lahir dan di besarkan di Inggris Raya, mungkin karena terlalu menghayati musik-musik kesukaannya, yaitu Britpop.

Kalau kata si Mark dan Syera, Panda itu ‘tong sampah’, tempat mengadu yang paling enak, semua keluh kesah pasti didengerin sama dia. Selain itu, Panda orangnya baik banget, dia selalu aja ga tegaan. Tapi sayang, kebaikan Panda selalu di salah artikan sama orang. Kalau udah gitu, Mark dan Syera pasti langsung ngomel ke Panda.

Mark
Lelaki yang metropolitan abis, selalu necis, mr. matching, dan percaya dirinya 12 juta. Kerapihan adalah urat nadinya. Kalau dari namanya aja, semua orang pada menyangka dia orang bule, blasteran atau keturunan. Bukan, Mark orang Betawi asli! Darah betawinya lah yang membuatnya dia ‘nyablak’, berani bilang apa yang ada di hatinya, tidak perduli apa kata orang. Judes dong? Ngak kok, cuma tegas aja.

Bahasa adalah salah satu passionnya, tidak heran banyak yang menjuluki Mark sebagai ‘pelacur international’. Mark itu bisa bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Italia, Belanda dan Bahasa Hati. Iya bahasa hati, karena Mark sebenarnya adalah orang paling sensitif! Mark, adalah aktor yang handal, selalu bisa menempatkan dimana dirinya berada. Keluwesan sikap Mark selalu membuat dirinya menjadi sahabat sekaligus musuh semua orang.

No comments:

Post a Comment